RSS

Arsip Kategori: Sarapan

Sate Torpedo: Menu Andalan Pak Sopyan

Di dekat SDN Pajajaran Bandung, tidak jauh dari perusahaan Bandung Ekspress, pada pagi hari ada penjual sate sapi yang tidak pernah sepi dari pembeli. Namanya Sate Pak Sopyan. Harga sepuluh tusuk sate sapi ditambah seporsi nasi cuma sepuluh ribu aja. Menu favorit Dosen Kuliner di sini adalah sate jantungnya. Setiap tusuk satenya berisi dua potong jantung sapi yang diselap dengan sepotong gaji sapi. Yah berhubung harganya yang murah, jangan harap dapat potongan daging yang besar. Soalnya yang besar tuh cuma potongan gajinya doang. Tapi untuk rasanya cukup enak dan bisa membuat Dosen Kuliner untuk datang dan datang lagi.

Yang menarik dari Sate Pak Sopyan ini adalah menu andalannya yaitu sate torpedo. ‘Torpedo’ tuh istilah dari ‘anu’nya sapi jantan. Yang katanya kalau dimakan akan berkhasiat menambah kejantanan bagi para pria dewasa. Tapi selama ini Dosen Kuliner belum pernah mencoba menu tersebut. Maklum… Dosen Kuliner tidak merasa memiliki masalah dalam hal kejantanan… Gak percaya? Tanya aja sama istri Dosen Kuliner… hahahaha…

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 28, 2011 inci Bandung, Sarapan, Sate & Gule

 

Sarapan Sehat: Lontong Padang + Teh Telur

Di sekitar kampus Universitas Pajajaran yang berlokasi di jalan Dipati Ukur Bandung bisa dijumpai beberapa penjual Lontong Padang. Lontong berkuah pedas yang ditambah sayur nangka dan sebutir telur rebus. Rasanya yang khas Padang sungguh nikmat di lidah. Dan sungguh tak lengkap jika Anda melewatkan segelas Teh Telur yang akan menghangatkan pagi hari Anda. Minuman teh yang terbuat dari teh kental, susu kental, kuning telur bebek, dan irisan gula merah ini dijamin menyehatkan. Harganya juga pas buat kantong mahasiswa. Cuma banjih alias dua belas ribu buat seporsi lontong dan segelas teh telur.

Oya, yang menjual Lontong Padang di sana tuh ada banyak. Saran dari Dosen Kuliner, cari aja penjual yang paling ramai pembelinya. Dijamin itu yang paling enak!

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada April 4, 2011 inci Bandung, Kupat, Masakan Padang, Minuman, Sarapan

 

Lontong Kari Mantap Dekat Bandara Udara

Salah satu menu sarapan yang cocok untuk disantap di pagi hari yang dingin adalah lontong kari. Selain mengenyangkan juga bisa menghangatkan tubuh. Di Bandung, penjual lontong kari yang paling terkenal adalah Lontong Kari Kebon Karet yang bisa dijumpai dengan mudah di banyak food court yang ada di Bandung.

Satu penjual lontong kari lainnya yang menjadi langganan Dosen Kuliner berada di dekat pintu masuk PT Dirgantara Indonesia, dekat bandara Bandung. Di pagi hari, di sana banyak penjual makanan yang selalu dipenuhi oleh para karyawan yang hendak bekerja. Ada penjual buaya (bubur ayam), nasi soto ayam, roti kukus, dan yang paling istimewa adalah lontong karinya.

Dengan uang 5000 aja, Anda bisa mendapatkan seporsi lontong dengan kuah kari kental, ditambah potongan daging dan kikil yang banyak. Dan kalau mau lebih mantap lagi Anda bisa menambahkan telur rebus seharga 1000 rupiah. Selamat mencoba.

Oya hampir kelupaan… Berhati-hatilah kalau mau mengunjungi lokasi ini. Kadang-kadang suka ada razia yang dilakukan oleh personil Angkatan Udara. Jika mobil atau motor Anda tidak memiliki stiker tanda masuk kawasan tersebut, siap-siaplah untuk ditilang… 😦

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 26, 2011 inci Bandung, Kupat, Sarapan

 

Gule Kambing Yang Paling Sexy… Eh Enak Sedunia!

Pagi hari di jalan Cimandiri Bandung, tidak jauh dari belakang Gedung Sate, ada penjual sate dan gule yang sudah melegenda. Namanya Pak Mino. Tanpa mau berpanjang lebar, Dosen Kuliner mau bilang bahwa di sini gule kambingnya enak banget… Bukan sekedar enak, tapi gule yang paling enak sedunia. Gak ada yang bisa nandingin.

Di sini Dosen Kuliner paling doyan gule daging kambing plus otak kambing (biar makin pinter… Hahaha). Daging kambingnya tuh mantap banget. Empuk dan gak ada bau-baunya sedikitpun. Dan yang paling enak adalah kuah gulenya. Kalau makan di sini Dosen Kuliner pasti selalu minta tambah kuah. Disruput… sruput… bisa bikin tubuh menjadi hangat. Seporsi gule harganya cuma dua puluh ribu.

Sate kambingnya juga enak. Dagingnya empuk. Tapi menurut Dosen Kuliner masih banyak penjual sate kambing yang lebih enak di Bandung. Jadi… jangan lupa mencoba gule yang paling enak sedunia ini. OK?

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 24, 2011 inci Bandung, Legenda, Sarapan, Sate & Gule

 

Mie Danau Toba: Menu Sarapan Sekaligus Makan Siang

Kalau mau cari sarapan yang sangat mengenyangkan di Bandung, datanglah di pagi hari ke jalan Cibadak, tepatnya di depan Toko Buku Merauke. Di sana ada penjual mie ala Medan, namanya Mie Danau Toba. Silakan pilih kesukaan Anda… Mau yamien atau yahun? Manis atau asin? Dikuah juga bisa… Dijamn semuanya enak!

Apapun pilihannya, pesanan tersebut nanti akan disajikan dengan potongan panggang babi, baso, pangsit rebus, usus babi, pangsit goreng, telur pindang, dan drogdog alias krupuk kulit. Buset lengkap banget!!! Memang betul… Mie Danau Toba ini sangat terkenal dengan porsinya yang sangat banyak dan sangat lengkap isinya. Buat yang kemampuan makannya tidak terlalu banyak, sebaiknya Anda pesan setengah porsi aja. Itupun menurut Dosen Kuliner masih terlalu banyak.

Selain enak dan banyak, harga Mie Danau Toba juga murah. Cuma 13 ribu rupiah doang. Nah saking banyaknya porsinya, setiap kali Dosen Kuliner makan pagi di Mie Danau Toba, siang harinya Dosen Kuliner tidak pernah merasa kelaparan. Jadi baru makan lagi pada malam hari… 🙂 Gak heran kalau penjual mie ini tidak pernah sepi dari pembeli.

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 23, 2011 inci Bandung, Mie, Sarapan

 

Semangkuk Bubur Tiram Hangat Di Pagi Hari

Di saat pagi hari yang dingin paling enak kalau kita makan yang hangat-hangat. Di jalan Kelenteng Bandung, tidak jauh dari belokan jalan Jenderal Sudirman, ada penjual bubur tiram yang sangat cocok untuk mengisi perut sebelum mulai beraktifitas. Penyajiannya sih seperti bubur ayam biasa. Buburnya ditaburi irisan daging ayam, cakue, bawang goreng, dan seledri… Tapi tanpa krupuk. Nah yang berbeda dari bubur tiram ini adalah adanya potongan-potongan daging tiram yang tercampur di dalam buburnya, yang membuat rasa bubur menjadi harum dan gurih rasanya. Benar-benar nikmat!

Porsinya sih cukup. Tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Dengan harga terjangkau yaitu 7000 rupiah, bubur tiram ini tidak pernah sepi pembeli.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 9, 2011 inci Bandung, Bubur, Sarapan

 

Fast Food Sebelum Ke Kantor Ala Yogya

Menu favorit Dosen Kuliner buat sarapan di pagi hari adalah nasi gudeg. Selain enak dan murah, menyantap makanan asal Yogya ini tidak banyak menghabiskan waktu. Penyajiannya cepat, dan tidak panas maka menyantapnya pun bisa sangat cepat. Sangat cocok untuk mengisi perut sebelum masuk kantor. Fast food ala KFC atau Mc Donald mah kalah cepat.

Di Bandung ada beberapa penjual nasi gudeg yang luar biasa. Seperti Gudeg Capitol, Gudeg Banda, Gudeg Yu Nap, atau Gudeg Bu Ratna. Semuanya enak dan punya ciri khasnya masing-masing. Dan yang terbaik di antaranya menurut versi Dosen Kuliner adalah Gudeg Capitol yang sudah terkenal sejak puluhan tahun yang lalu.

Gudeg Capitol bisa dijumpai di jalan Jenderal Sudirman Bandung, lebih tepatnya di sebuah gang kecil di samping Restoran Phoenix. Buka di pagi hari dan di sore hari (terus terang Dosen Kuliner belum pernah mencoba membeli di sore hari… Takutnya penjualnya berbeda). Jangan bingung kalau menemukan ada dua gerobak yang menjual Gudeg Capitol di gang tersebut. Karena keduanya sama saja… Itu supaya mempercepat pelayanannya saja.

Isi dari Nasi Gudeg Capitol tidak berbeda dengan penjual gudeg lainnya. Utamanya adalah sayur nangka, krecek, tahu, dan telor. Dan kalau mau lebih lengkap lagi bisa ditambah potongan ayam opor. Semuanya enak di Gudeg Capitol ini, tapi yang paling enak adalah telornya yang gurih karena dibuat dari telor bebek. Harga seporsi nasi gudeg tanpa ayam cuma sepuluh ribu doang.

Ngomong-ngomong soal Capitol, itu diambil dari nama sebuah bioskop yang pernah ada di tahun 1970an. Dosen Kuliner jadi teringat masa kecil ketika nonton film perang di bioskop itu…

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 28, 2011 inci Bandung, Legenda, Nasi Gudeg, Sarapan

 

Bubur Ayam Kriuk-kriuk

Berdasarkan pengamatan Dosen Kuliner selama ini, di Bandung terdapat 1.573.886 penjual bubur ayam. Gak percaya? Itung aja sendiri! Hahaha… Tapi yang pasti bubur ayam tuh merupakan makanan yang paling gampang dijumpai. Apalagi di pagi hari, hampir di setiap jalan ada yang jualan bubur ayam. Di Bandung ada beberapa tukang bubur ayam yang sangat terkenal, bahkan bisa dibilang sudah melegenda. Seperti Bubur Mang Oyo,Bubur Gang Kasmin, atau Bubur Hong Sin.

Nah, bubur ayam yang mau Dosen Kuliner rekomendasikan kali ini namanya Bubur Ayam Kriuq. Buburnya sih standar-standar aja. Toppingnya juga standar seperti bubur ayam dimana-mana. Ada cakue, suwiran ayam, dan krupuk. Yang membuatnya spesial adalah taburan cakue yang digoreng super kering, sehingga mengeluarkan bunyi kriuk-kriuk saat menyantapnya. Mantap banget deh! Bisa bikin Dosen Kuliner ketagihan.

Bubur Kriuq ini bisa dijumpai pagi hari di depan Sekolah Bina Bakti, yang berada di jalan Bima Bandung. Harga seporsinya cuma 6000 rupiah. Kalau untuk Dosen Kuliner porsinya sih kurang banyak. Perlu dua porsi baru perut terasa kenyang….

 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 20, 2011 inci Bandung, Bubur, Sarapan

 

Nasi Soto Sagala Ayaaaaa….m

Dalam bahasa Sunda, ‘sagala aya’ artinya segala ada. Jadi Toserba (Toko Serba Ada) bahasa Sundanya adalah toko sagala aya. Di jalan Pagarsih Bandung, ada penjual nasi soto ayam yang sangat laris yang menganut konsep sagala aya. Berbeda dengan penjual soto ayam pada umumnya, yang hanya menggunakan daging ayam, ati ampela, ataupun kulit. Disini para pelanggan bisa meminta bagian ayam manapun juga. Bahkan yang seringkali tidak lazim untuk dimakan. Mulai dari kepala ayam, ceker, brutu, telor muda, aneka macam jeroan, hingga tulang-tulangnya pun bisa diminta. Mungkin cuma bulu ayam yang tidak tersedia… Hahaha

Harga satu mangkok soto + nasi + krupuk udang cuma 6000 rupiah. Dijamin puas, kenyang dan bakal ketagihan. Penjual soto ini memang punya banyak pelanggan setia. Itu merupakan pengamatan Dosen Kuliner selama ini yang sering bertemu dengan pelanggan yang sama. Oya, sebelum jam 9 pagi, penjual soto ini mangkalnya di seberang vihara yang ada di jalan Pagarsih. Sesudah itu tempat jualannya akan pindah ke perempatan antara jalan Pagarsih dan jalan Jamika. Tepatnya di depan sebuah bengkel motor.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 19, 2011 inci Bandung, Sarapan, Soto